Maret 30, 2010

Lahaula walakuwata....

Entah..
Begitu besar keberuntungan yang ku dapatkan..
Banyak jalan dan kesempatan yang Ia berikan...
Tak putus selalu karunia, rahmat, kasih sayang selalu tercurah...

 





Namun..
Mengapa diri ini masih tak pandai bersyukur...
Astagfirullah..astagfirullah..astagfirullah...


 






Bismillah....
Bismillahirahmanirahim...
Alhamdulillahirabbilalamin..... 
Subhanallah... Allahuakbar..


By : Annisa Liviana
Sungguh nyata kehendakNya.... 

Maret 29, 2010

Hm..ckckckck.. Sholat!


Minggu ini..
Hari-hari kulewati dengan hal baru dan luar biasa.
Mulai dari seseorang yang mengutarakn isi hatinya… Seseorang lagi yang memberikanku petunjuk tuk memetakan hidupku…. Seseorang yang terus bergerak cepat.. Seseorang yang begitu berkah hidupnya.. Seseorang yg membuatku selalu ceria… Seseorang yang mengingatkanku pada suatu peristiwa menyedihkan…dan yang paling terpenting mereka yang selalu sejati menyayangiku semenjak ku terlahir…
Hal lain mulai ku latih yaitu memperhatikan, melihat, menyaksikan, mendengarkan… Ya.. ku mulai melatih diri agar lebih sadar, lebih peka, melatih agar benar-benar menghayati, berbuat dengan kesadaran, tanggung jawab, dan dengan hati….
Terlihat, kala ku pahami peristiwa ini di stasiun kereta… Saat itu sore hari, keaadaan sekeliling Menunggu lama antrian yang panjang dengan berbagai tujuan... Terduduk ku perhatikan dan mendengar apa yg terjadi… Antrianny begituuuuuu panjang….. Dan ku perhatikan semua Hingga ada yang menarik perhatianku yakni tingkah dua orang Bapak-Bapak yang seagama dan nampak usia 50an keduany…
Mereka mengantri di palinggggg belakang… tampak mereka sama-sama buru-buru dan mrasa cemas bila tidak kebagian tiket. Ketidaksabaran terlihat, satu sedang sibuk bertelpon ria nyambil teriak nggak jelas kebingungan, satu lagi mondar-mandir di tempat bengong nggak jelas.
Azan magrib pun tiba, semua break istirahat, tapi antrian itu tetap berdiri. Salah satu dari kedua Bapak-bapak itu bergegas berlari ke mushola, sedang satunya lagi mungkin lelah mondar-mandir dia duduk saja, terlihat sama2 muslim padahal.
Tak lama sang Bapak yangg sholat kembali, hendak mengantri di tempat yangg sama tak bisa terpaksa dengan raut kecewa mengantri kembali di belakang. Si bapak yang duduk tersenyum saja melihat si Bapak yang sholat itu.
Kian dekat antriannya ternyata Tiket Habis dan gerbong penuh!!!….. wahhhh….. spontan bubar smua dengan warna masing-masing… termasuk kedua Bapak itu, yang Sholat dulu tetep diam di tempat nyambil nelpon lagi, si Bapka yang duduk aja sgera pergi bgegas dengan komat-kamit mulutny.
Tak lama pengumuman dadakan!!! Gerbongnya segera ditambah dan dibuka kembali loket tiket tambahan tuk satu gerbong!!!!! WOWW!!! Si Bapak yang sholat segera antri paling depan dan kebagian Tiket dudk, sedangkan si Bapak yg duduk tadi balik lagi lari…ikut antri lagi tapi jadi di belakang, disayangkan akhirny tetep dia tidak dapat tiket.
Wah..terlihat.. senyum ada di Si Bapak yang sholat itu sambil masuk ke arah petugas masuk area kereta. Dan si Bapak yang duduk tetap diam di tempat sambil menelpon, lalu pergi…  (Jgn nanya si aku gmana y, puanjang ceritanya, yang pasti Tetep di Bandung and lanjut pulang ke rumah)
Hm… Luar biasaaaaaaaaaaa… Kaget bner aku tau tau pristiwa itu. Nampak nyata manusia ntu seperti digerakan oleh takdir yang dipilih mereka sendira… Nampak nyata kala jalani permasalahan itu kuasa dan pertolongan Allah? Nyadar ni jadinya, bener banget tuh jadikan sabar and sholat sebagai penolong, paham aku..paham…paham… (istigfar….)
Astagfirullah, sholat si aku ja belum bener… Tobat…tobat…tobat… selama ini nggak bener bersyukurnya, ngeluhhh aja… pantesan kagak ditolong2… astagfirullah…. Astagfirullah…astagfirullah.. astagfirullah…

By :
Annisa Liviana
Betapa rapuh diri,betapa tidak berdayanya diri 

Maret 15, 2010

Kala Semua Menghilang

Thuesday, March 11, 2010
09.50 PM

Kala semua menghilang
Kala semua habis
Kala semua tak kan kembali
Teringat masa kala ku dapat melakukan semua
Teringat masa kala ku dapat melakukan yang terbaik
Teringat masa kala ku dapat memberikan…
Teringat masa kala ku sehat..
Kala ku muda, Kala ku luang
Kala ku kaya
Kala ku hidup..




Ya.. kala ku hidup… semua hal banyak kulakukan.. semua dapat ku pilih.. baikkah…. Atau sebaliknya…
Ya kala ku hidup… seandainya semua kulakukan hanya harap ridhoMu…
Allah.. duhai Tuhan.. tak sanggup diri ini..
Tak sanggup, betapa pedih siksaMu.. betapa berat AzabMu, betapa dasyat perhitunganMu..
Duhai Allah.. Aku mohon.. ampuuuuuuunnnnnnn.. ampunn Ya Allah…





Wahai saudara-saudaraku, wahai kekasihku, wahai orang tuaku, wahai kauuuuuu di dunia!!! ku mohon… do’akan,, do’akan aku… tak sanggup aku menanggung balasan ini… ku mohon… tolong… tolonglah…
Allah… duhai Tuhan… mengapa mereka tak mendengar…
Allah… duhai Tuhan… mengapa mereka tak menolongku…
Tak tahukah mereka? Kala mereka menangis, ku menangis lebih perih, lebih menjerit….
Allah.. duhai Tuhan… ampunnnnnnnnn…… ampun….
Tak sanggup.. kala Kau tampakkan neraka dihadapanku…. Dalam keabadian….
Tak sanggup,… Tak sanggup.. Allah…..
Kembalikan ku sedetik saja Allah.. tuk bertaubat…. Allah…. Ya Rabb…



(astagfirullah…)
Kembali tersadarku, bayang-bayang yang begitu mengerikan…
Ya Allah… jangan lepaskan hamba..
Ya Allah.. ampuni diri ini selagi hidup..
Ya Allah… tunjukilah jalanMu.. jalan yang Kau ridhoi, jalan yang Kau kasihi…
Ya Allah… ampuni hamba.. ampuni hamba… tiada sanggupku ke nerakaMu, walau memang ku tak pantas ke surgaMu…
ku pasrahkan padaMu Ya Rabb… Engkaulah Maha Pengasih, Maha Memahami, Maha Tahu, Maha Berkehendak, Maha Pemilik Hari Pembalasan, Engkaulah Maha Penentu…
Ya Rabb.. hamba mohon tetapkan diri yang terbaik di sisiMu, menurutMu, yang pantas untukku…
Ya Allah… ampuni hamba.. ampuni hamba.. ampuni hamba…



By : Annisa Liviana
Rangkaian puisi
Tak sanggup ku ungkap dengan rangkaian cerita yang menggambarkan

Maret 06, 2010

Lebih Baik....Atau....


Akankah melangkah Tuk menjadi lebih baik
Atau terdiam terpuruk selamanya...?

Ckckckck... wake up girl! Hey! Wake up! Wah..wah... ada pa Ni?!
Yup.. genap usiaku 21 tahun  5 bulan 11 Hari.. Angka yang masih luar biasa dan tak sangka Ia masih memberiku waktu dan usia. So... let’s wake up! (nilah caraku membangunkan diri dari tidur lelapku)
Sering ku terlelap dan kembali terdiam. Menjalani hidup dengan rutinitas dan kebiasaan yang telah terbentuk. Menjalani hari seperti... yah bisa disebut biasa. Bangun, makan, bersih-bersih, Kerja, pulang, istirahat, hiburan, bersih-bersih lagi, tidur.. terus-terus, terus... (ada sih hal-hal baru..hm tapi begitulah)
Hm... gimana y.. Tersadar kini bahwa hidup yang dijalani mutlak dan pasti berakhir.. Ya.. PASTI MATI!
Dalam episode hidup yang diri ini jalani ingin rasanya hidup dalam ketenangan, dalam kedamaian, dalam keharmonisan, lurus tanpa masalah dan rintangan, baik-baik saja. Tanpa ujian, tanpa duka, tanpa memberatkan diri. Sesuai apa yang diinginkan, sesuai apa yang diimpikan. Berjalan mudah tanpa rintangan. Duh..... senangnya.. begitu senangnya... hahahahha.. hidup selamanya.. seperti ini.
Hei Wake Up! Hm.. yups... tak kan seperti itu kenyataannya...
Dalam proses hidup ini, sering kali ditemui justru rasa bimbang, bingung, putus asa,kehampaan  dan segala macam kepahitan, yang bikin duka sedih de el el.
Contoh dalam hidup yang pernah ku jalani...
Ku terlahir dalam ketidakberdayaan. Tak bisa ku menulis seperti sekarang bahkan membaca, merasakan dan berdiri sendiri. Orang tua yang menuntunku dan mengajari dengan berbagai cara yang mereka tahu dan mereka bisa penuh kasih sayang.  Jelas, karena saat itu ku tak tahu apapun, bahkan bara apipun bisa jadi kumakan jika mereka tak melarangku. (berarti waktu aku masih bayi)
Semua kujalani hingga ku bisa berdiri. Tak tersadari bahwa ternyata, tiap malam kala mereka terlelap ku membangunkan mereka. Tak tersadari bahwa ternyata, tiap ku merengek, lapar, kesal, tidak nyaman, sakit, takut semua rasa yang tidak kutahu... mereka.. dengan segala upaya terus mencukupi, memberikannya...memberiku makan, menghiburku, menghangatkanku, menemaniku, melindungiku.. padahal diri mereka harus bersusah payah, harus terluka, harus pula merasakan sakit, tanpa ku tahu tanpa kusadari. Yang mereka inginkan hanyalah demi kebahagiaanku semata, berharap ku bisa menjadi anak yang baik kelak, bisa meneruskan hidup, bisa mandiri dan dalam kebahagian dalam keridhoanNya...
Beranjak ku diajak tuk memasuki sekolah, menimba ilmu. Walau dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka terus mengupayakan memenuhi kebutuhanku agar ku kelak berguna dan lebih baik dari mereka. Namun apa yang kulakukan, diam-diam ku bolos sekolah, diam-diam ku malah menjalani hal-hal yang kumau tanpa sepengatahuan mereka. Tujuan akhir ku baik kok! Karena ku ingin tahu, ku ingin mengerti, inilah aku, supaya mereka tidak perlu repot membahagiakanku.. karena ku lakukan menurutku sesuai apa yang membahagiakanku.. yeah..menurutku... hohoho... Tapi.. tiap kali membangkang mereka, tiap kali Tuhan memberiku kesadaran dengan penyesalan. Coba kuturuti mereka ku tak akan menyesal. Tapi gmana... sudah terjadi...
Sempat beberapa lama, hingga beberapa tahun.. Ku biarkan diriku tetap begini (tetap dalam kesalahan) Habis mau bagaimana lagi..Istilahnya Nasi sudah menjadi bubur.. hingga makin lama hati ini semakin beku dan biasa.. Rasa penyesalan yang sempat hinggap dan menjadikan tekadku tuk berubah hilang.. Habisnya berkali terus-menerus mereka tak mengerti aku... aku pun bingung harus seperti apa... Rasa ingin tahuku, angan-anganku terus menyeretku.. maaf saat itu ku memang tak mengindahkan nasihat-nasihat mereka...
Hingga akhirnya.. Niat yang terus ku tanam agar ku dapat berubah kelak dan bertaubat kelak menuntunku.. karena Ia ternyata tak pernah lupa dan sia-siakan hambaNya.. Ya.. Tuhan memang ada! Ia melihat lubuk hati ini, dan tidak pernah menyia-nyiakan sekecil apapun usaha yang dilakukan..Bersyukur dan beruntung diri dipertemukan dengan komunitas yang baik, menyadarkanku, membuka peta  hidupku hingga sedikit demi sedikit dengan rasa malu ku dapat berubah. Namun, tetap ku tak pernah bisa membalas apa yang mereka perbuat untukku dan mengobati luka yang pernah ku buat tuk mereka.. setidaknya dengan diriku menerima keadaan diriku apa adanya.. selalu belajar, memahami, berubah lebih baik dan do’akan mereka.. kelak harapan mereka atas diriku terwujud...
Tidak apa-apa berbuat salah. Bersyukurlah kala menyadarinya dan menerima diri dengan ikhlas... selalu melangkah tuk lebih baik...karena Tuhan masih memberi waktu sebelum diri ini habis dan menjadikan diri terpuruk menyesal selamanya dalam keabadian...


By : Annisa Liviana
6 Maret 2010 

About this blog

This blog is Annisa's site..all about inspiration and everything about my heart...