Desember 05, 2010

Detik Detik Penantian

Assalammu'alaikum....


Hm... so long time not visite my site here.....
Ok.. let's start.. ..hmm..... what story for today?
Hm.. beberapa waktu ini begitu banyak hal ku lalui.. Bertambahnya kesadaranku, pengalamanku, ilmu.. Smoga smua itu menambah rasa syukur, perbaikan akhlak, dan smakin lebih baik...
Detik..detik penantian...
Kira-kira yang terlintas apa?
Pernikahan kah?






^_^ yups... begitu besarnya dinamika yang dilewati.. begitu indah.. dan smakin indah.. berharap senantias terjaga dalam ridhoNya...
Dalam perjalanan kali ini, dalam episode kali ini... Hikmah yang ku rasakan..
Pentingnya bersabar, teguh, yakin, komitmen, bersungguh-sungguh hingga yang terpenting Berserah padaNya...
Tak terasa smakin mendekat ku pada hari dimana setengah Dinn kan ku penuhi... berharap rasa kasih sayang yg tercurah semua karunia senantasa terjaga dan berakhir dalam keridhoanNya..








Dalam detik..detik..penantian


Manis...pahit...
Indah.... kusam..


Merdu.. sumbang...


Lika liku yang menggoda...
Bujuk rayu yang melanda..


Dalam detik..detik.. penantian..


Niat Suci penjadi peneguh diri
Dalam lalui segala rasa, segala yang terlihat, segala yang terdengar...
Demi gapai Ridho Illahi...
Mendapati kebahagiaan hakiki
tak sendiri...
saling berbagi..
bismillah....






Sunday
5th Desember
2010
by : Annisa Liviana

Mei 29, 2010

Kios Touge

 
Episode yang kusaksikan di Sabtu pagi di sebuah pasar umum daerah Gede Bage Bandung.
Terpesonaku menatap sebuah kios, tepatnya hanya berupa jajakan jualan saja. Penjualnya seorang kakek tua. Ia menjual sayur bayam, kangkung, dan touge saja.






 
Ulet sang Kakek membersihkan kulit-kulit kacang hijau dari tauge yang menjadi tempat perkecambahan touge. Satu-persatu ia teliti, hingga yakin benar tauge sudah bersih dan layak jual.. Tak ia sia-siakan satu pun tauge tercecer. Ku pikir untuk apa? Toh para pembeli tak kan tau bersih tidaknya, dan bila pun sedikit kulit kacang ikut terbawa tak kan jadi soal.
Terus kuperhatikan kios sang kakek, soalnya sambil ku menjaga kendaraan yang kubawa bersama ibu (karena ku tak diijinkan ikut berbelanja dulu, rawan bila kendaraan ditinggal)
Potret menarik kembali terlihat di kios ini, seorang kakek pembeli datang dan tak lama sepasang kakek-kakek peminta-minta datang pula di kios tersebut. Potret yang sungguh tak biasa. Empat orang Kakek-kakek yang Nampak sebaya mereka dengan nasib yang berbeda. Astagfirullah.. subhanallah..Allahuakbar…
Satu merupakan penjual, dengan pakaian yang tetap bersih seadanya.
Satu merupakan pembeli, dengan pakaian yang lumayan rapi dengan HP di belt pinggangnya dan memegang kunci kendaraan.
Dua lainnya peminta-minta, dengan pakaian compang camping dan kondisi fisik yang tak sempurna, satunya buta, satunya lagi sedikit pincang.
Lebih tak biasa lagi, interaksi yang terjadi di antara mereka. Sang pembeli dan penjual asik tawar menawar, dan ketika dua kakek-kakek peminta datang kompak Sang pembeli dan penjual menolak kehadiran mereka.
  


Hm…
Astagfirullah, subhanallah, Allahu Akbar…
Ku bertanya-tanya..
Apa yang menggerakan hati dan langkah mereka tuk memperlihatkan episode itu padaku?
Bagaimana sang Pembeli mau datang ke kios yang seadaya?
Bagaimana pula Para Peminta-minta hendak ikut mengais, meminta berbagi rezeki dengan mereka?
Dan.. Mengapa mereka bisa datang bersamaan?
Hm…
Hikmahnya silahkan rekan-rekan ambil sendiri…
^_^


Waktu.. bagai aliran air yang terus mengalir tiada henti…
Waktu bagai angin yang terus berhembus…
Waktu bagai kawan yang terus menemani…
Waktu terus ada…
Waktu tak pernah menanti..
Tinggal diri memilih di tiap detik waktu yang terlewati..
Menjadi apa dan seperti apa...
Demi Masa..
Sesungguhnya manusia dalam kerugian…
Kecuali.. bagi mereka yang beriman, beramal shaleh, saling menasihati dalam kebenaran dalam kesabaran…


Syukurku atas inspirasi yang hadir hingga detik ini Ya Rabb..
Jadikan sebagai langkah, karya nyata tuk semakin menggapai ridhoMu..


By : Annisa Liviana
di malam ku merindukannya…

My Heart @ 18 : 18 pm

 

Makhluk dalam diriku berkecamuk..
Menuntut, menyikut dan saling berebut..
Ku diam masih terpaku menyaksikan mereka..
Di sisi sudut kecil yang berada di dalam hati...






Hati...
Akal ini..

Entah apa yang terpikir..
Entah apa yang terasa..
Entah apa yang terlihat..
Entah apa yang terdengar..
Semua menunggu..




Menunggu tindakkanku..
Tindakkan yang mengubah mereka..
Menjadikan diri kembali bangkit..
Urung selalu  niat di hati ini sengaja memenjarakan diri...
Alunan tahlil, tasbih, tahmid, takbir dan sholawat menuntunku tersadar kembali...
Perlahan akal ini mulai melangkah..
Berpikir  tuk mulai Meraba hatiku...
Membuka mataku...
Bersenandung di telingaku...
Bismillah...
Bangkit jiwa ini, bangkit raga ini...
Kini...
Kemana selanjutnya diri ini melangkah...

By : Annisa Liviana
Bersyukurnya... akhirnya sehat ini terasa kembali
Bersama sanubari dan raga yang masih terkulai lemah setelah setengah hari beristirahat

Mei 21, 2010

Menikmati...

Bismillahirahmaanirrahim....
Assalammu'alaikum... (ada orang di sini) ckckck... sepi amat...
fuih.. sudah lama tak mampir ke Blog ini..
Beres-beres ah....
Luar biasa... sejak inspirasi membuat buku hadir.. ternyata banyak hal yg sering luput dari perhatian.. ilmu baru, refrensi baru, pengalaman baru... seringkali tak terekplorasi...



Hal yg paling terasa akhir-akhir ini terasa ialah tentang makna menikmati..
Ya.. menikmati....
kisah yg tadi ku dapatkan sepanjang perjalanan di Bandung dengan menggunakan angkot putih...

Saat ini terik sekali sinar mentari menusuk kulit, dahaga pun terasa mengalir di kerongkongan, sesekali keringat menetes, beberapa keluhan penumpang pun terdengar..
"Ckckck... udah ngetem lama, saya di buru waktu Pak!"
"Hm.. ck..."
"Haduh.."
"Panas..panas.."
tak lama muncul 
dua sosok gadis cilik yang menghampiri angkot yang ku tumpangi... Mereka bernyanyi dengan riang (terdengar dari logat bicara dan tawa sebelum bernyayi) tanpa keluh (terlihat dari mata mereka yg berbindar tulus menatap para penumpang tuk izin bernyayi) dengan membawa galon dan kecrek kecil tuk mengiringi...

Aneh.. nyanyi mereka kompak sekali, seperti ada suara satu dua (ku tahu krn blajar waktu sebelum tampil di group vocal nasyid di SMA).. kok bisa?
setelah selesai bernyanyi, hanya sedikit penumpang yg bersimpati dan hargai seni yang mereka tampilkan..
dan ucap mereka "Terima KAsih" sambil kembali berlari ke tempat asal mereka sebelum manggung tadi dengan riang...
Bercanda kembali, dan gelak tawa yang tetap hadir...
 

Astagfirullah...
Betapa, di panasnya cuaca, galaunya suasana, dan tak karuannya jalanan.. tetap mereka bersemangat! MEnikmati tiaap saat mereka manggung...
Astagfirullah...
Betapa diri ini... sudah banyakkah yg ku nikmati? ku syukuri?
Sungguh, sedikit panas saja di angkot ku tlah mengeluh..
Sungguh, kala ku liat orang menaiki mobil mewah, sejuk iri hati ini muncul
Sungguh, betapa keluh kesah yg selalu terlontar..
Sungguh, nikmat.. mendengar mereka yang tetap kompak dalam bernyanyi..
Sungguh, nikmat.. melihat mereka tetap tersenyum ceria dalam kondisi mereka...
Sungguh, betapa nikmat.. merasakan mereka tetap bahagia walau sedikit balasan yang mereka dapatkan







Astagfirullah...
Yuk.. ah.. menikmati apa yg ada... yg didapati.. syukuri sekecil apapun itu.. sebelum diri merasa menyesal dengan apa yg tlah didapati lenyap, hilang, bahkan mati....





By : Annisa Liviana
Ya Rabb, jadikan hati ini, diri ini, jiwa ini selalu bersyukur

Mei 03, 2010

Baca...Dengar..Tulis...

Bismillahirahmanirrahim..
Afwan.. tak sempat Nsa tuk ketik and tulis update blog.. kebanyakan di diary yg di tulis... so..kubagikan kisahku kala gabung ke FLP dan pa yg kuinginkan dari menulis..
Moga bermanfaat...
^_^

Setiap orang yang hidup di dunia ini selain ia tumbuh dan berkembang, dalam salah satu proses hidupnya akan melalui proses dimana ia mendengar, kemudian membaca, hingga akhirnya bisa menulis dengan tujuan kehidupan mereka masing-masing. Begitu pula alur yang saya alami sebagai salah satu manusia yang terlahir ke dunia ini. Berawal terlahir dari kedua orang tua yang membesarkan, lingkungan yang membentuk, kebiasaan yang menjelma sebagai sikap, dan agama yang dipilih, akhirnya saya temui dan saya alami salah satu proses kehidupan itu yakni mendengar, membaca, menulis.





Pengertian dengar, baca, dan tulis yang saya maksud dalam tulisan ini sebagai berikut :
- Dengar berarti proses menangkap sinyal-sinyal apapun bentuknya, bisa dalam bentuk suara, hingga bisikan nurani.
- Baca berarti proses melihat, mengkaji, memahami pesan-pesan yang tertulis entah dalam bentuk tulisan dalam arti sebenarnya melalui berbagai bahan bacaan maupun bentuk tulisan Illahi yang senantiasa tersirat dalam tiap detik hidup melalui berbagai bahan tulisan takdir yang dilalui.
- Tulis berarti proses memetakan apa yang terdengar, dan terbaca.

Sejak kecil hingga SMA proses mendengar tersebut lebih dominan saya alami. Beranjak kuliah, pola pikir dan lingkungan banyak berubah sehingga hasrat untuk membaca muncul. Penghujung tahun 2009 niat hati mulai tergerak untuk menulis. Sehingga beberapa tulisan baru berani saya sugguhkan dalam blog.
Mulai tahun 2010 muncul tekad untuk membagikan kepada dunia umumnya khususnya orang-orang yang saya sayangi berbagai tulisan yang saya buat. Hal ini muncul karena keinginan yang kuat, agar orang-orang yang saya sayangi tidak perlu mengalami hal buruk yang pernah saya lalui dengan mengambil pelajaran ataupun hikmah. Selain itu, ingin menjadi jalan yang mempermudah orang-orang yang saya sayangi untuk lebih mengenal dirinya, mengenal hidupnya, terutama mengenal Tuhannya. Efek yang begitu besar dalam inti hidup yang saya rasakan, ketika menyadari keyakinan akan Tuhan. Hal ini pula yang ingin saya bagikan, sehingga dapat merasakan dan menjalankan hidup bersama-sama yakin pada Tuhan. Entahlah tekad apa ini, namun terdefinisi dalam sebuah kata yang baru saya tau yakni dakwah.

Kebingungan mulai melanda, karena hal ini begitu baru saya alami dan bagaimana jalan yang selanjutnya saya tempuh. Do’a dan tekad tetap saya pegang hingga akhirnya membuka jendela baru untuk melihat sebuah lembaga yang baru saya ketahui melalui sahabat saya yakni FLP Bandung. Saya datangi salah satu kegiatan FLP yang diselenggarakan di BeeMall Bandung. Kegiatan ini memecah peta lama yang saya tuliskan sehingga menantang diri untuk membentuk peta baru yang lebih luas. Silaturahim yang terasa dan beberapa karya nyata yang dipaparkan membuat kebingungan saya berangsur lenyap. Betapa karya yang dihasilkan tak hanya diri sendiri yang dibantu, tapi orang-orang yang disayangi dapat terbantu melalui apa yang diri bagikan bahkan seluruh dunia pun dapat terbantu.

Berdasarkan hal tersebut, pengalaman baru yang saya alami bersama FLP dan dengan segala keterbatasan yang saya memiliki memperkuat tekad saya untuk melangkah dan belajar lebih banyak tentang seni tulis ini. Cita-cita selanjutnya mulai saya tulis yakni menjadi penulis. Semoga Allah SWT meridhoi langkah saya selanjutnya ini. Amin.






24 Maret 2010
by : Annisa Liviana

Maret 30, 2010

Lahaula walakuwata....

Entah..
Begitu besar keberuntungan yang ku dapatkan..
Banyak jalan dan kesempatan yang Ia berikan...
Tak putus selalu karunia, rahmat, kasih sayang selalu tercurah...

 





Namun..
Mengapa diri ini masih tak pandai bersyukur...
Astagfirullah..astagfirullah..astagfirullah...


 






Bismillah....
Bismillahirahmanirahim...
Alhamdulillahirabbilalamin..... 
Subhanallah... Allahuakbar..


By : Annisa Liviana
Sungguh nyata kehendakNya.... 

Maret 29, 2010

Hm..ckckckck.. Sholat!


Minggu ini..
Hari-hari kulewati dengan hal baru dan luar biasa.
Mulai dari seseorang yang mengutarakn isi hatinya… Seseorang lagi yang memberikanku petunjuk tuk memetakan hidupku…. Seseorang yang terus bergerak cepat.. Seseorang yang begitu berkah hidupnya.. Seseorang yg membuatku selalu ceria… Seseorang yang mengingatkanku pada suatu peristiwa menyedihkan…dan yang paling terpenting mereka yang selalu sejati menyayangiku semenjak ku terlahir…
Hal lain mulai ku latih yaitu memperhatikan, melihat, menyaksikan, mendengarkan… Ya.. ku mulai melatih diri agar lebih sadar, lebih peka, melatih agar benar-benar menghayati, berbuat dengan kesadaran, tanggung jawab, dan dengan hati….
Terlihat, kala ku pahami peristiwa ini di stasiun kereta… Saat itu sore hari, keaadaan sekeliling Menunggu lama antrian yang panjang dengan berbagai tujuan... Terduduk ku perhatikan dan mendengar apa yg terjadi… Antrianny begituuuuuu panjang….. Dan ku perhatikan semua Hingga ada yang menarik perhatianku yakni tingkah dua orang Bapak-Bapak yang seagama dan nampak usia 50an keduany…
Mereka mengantri di palinggggg belakang… tampak mereka sama-sama buru-buru dan mrasa cemas bila tidak kebagian tiket. Ketidaksabaran terlihat, satu sedang sibuk bertelpon ria nyambil teriak nggak jelas kebingungan, satu lagi mondar-mandir di tempat bengong nggak jelas.
Azan magrib pun tiba, semua break istirahat, tapi antrian itu tetap berdiri. Salah satu dari kedua Bapak-bapak itu bergegas berlari ke mushola, sedang satunya lagi mungkin lelah mondar-mandir dia duduk saja, terlihat sama2 muslim padahal.
Tak lama sang Bapak yangg sholat kembali, hendak mengantri di tempat yangg sama tak bisa terpaksa dengan raut kecewa mengantri kembali di belakang. Si bapak yang duduk tersenyum saja melihat si Bapak yang sholat itu.
Kian dekat antriannya ternyata Tiket Habis dan gerbong penuh!!!….. wahhhh….. spontan bubar smua dengan warna masing-masing… termasuk kedua Bapak itu, yang Sholat dulu tetep diam di tempat nyambil nelpon lagi, si Bapka yang duduk aja sgera pergi bgegas dengan komat-kamit mulutny.
Tak lama pengumuman dadakan!!! Gerbongnya segera ditambah dan dibuka kembali loket tiket tambahan tuk satu gerbong!!!!! WOWW!!! Si Bapak yang sholat segera antri paling depan dan kebagian Tiket dudk, sedangkan si Bapak yg duduk tadi balik lagi lari…ikut antri lagi tapi jadi di belakang, disayangkan akhirny tetep dia tidak dapat tiket.
Wah..terlihat.. senyum ada di Si Bapak yang sholat itu sambil masuk ke arah petugas masuk area kereta. Dan si Bapak yang duduk tetap diam di tempat sambil menelpon, lalu pergi…  (Jgn nanya si aku gmana y, puanjang ceritanya, yang pasti Tetep di Bandung and lanjut pulang ke rumah)
Hm… Luar biasaaaaaaaaaaa… Kaget bner aku tau tau pristiwa itu. Nampak nyata manusia ntu seperti digerakan oleh takdir yang dipilih mereka sendira… Nampak nyata kala jalani permasalahan itu kuasa dan pertolongan Allah? Nyadar ni jadinya, bener banget tuh jadikan sabar and sholat sebagai penolong, paham aku..paham…paham… (istigfar….)
Astagfirullah, sholat si aku ja belum bener… Tobat…tobat…tobat… selama ini nggak bener bersyukurnya, ngeluhhh aja… pantesan kagak ditolong2… astagfirullah…. Astagfirullah…astagfirullah.. astagfirullah…

By :
Annisa Liviana
Betapa rapuh diri,betapa tidak berdayanya diri 

Maret 15, 2010

Kala Semua Menghilang

Thuesday, March 11, 2010
09.50 PM

Kala semua menghilang
Kala semua habis
Kala semua tak kan kembali
Teringat masa kala ku dapat melakukan semua
Teringat masa kala ku dapat melakukan yang terbaik
Teringat masa kala ku dapat memberikan…
Teringat masa kala ku sehat..
Kala ku muda, Kala ku luang
Kala ku kaya
Kala ku hidup..




Ya.. kala ku hidup… semua hal banyak kulakukan.. semua dapat ku pilih.. baikkah…. Atau sebaliknya…
Ya kala ku hidup… seandainya semua kulakukan hanya harap ridhoMu…
Allah.. duhai Tuhan.. tak sanggup diri ini..
Tak sanggup, betapa pedih siksaMu.. betapa berat AzabMu, betapa dasyat perhitunganMu..
Duhai Allah.. Aku mohon.. ampuuuuuuunnnnnnn.. ampunn Ya Allah…





Wahai saudara-saudaraku, wahai kekasihku, wahai orang tuaku, wahai kauuuuuu di dunia!!! ku mohon… do’akan,, do’akan aku… tak sanggup aku menanggung balasan ini… ku mohon… tolong… tolonglah…
Allah… duhai Tuhan… mengapa mereka tak mendengar…
Allah… duhai Tuhan… mengapa mereka tak menolongku…
Tak tahukah mereka? Kala mereka menangis, ku menangis lebih perih, lebih menjerit….
Allah.. duhai Tuhan… ampunnnnnnnnn…… ampun….
Tak sanggup.. kala Kau tampakkan neraka dihadapanku…. Dalam keabadian….
Tak sanggup,… Tak sanggup.. Allah…..
Kembalikan ku sedetik saja Allah.. tuk bertaubat…. Allah…. Ya Rabb…



(astagfirullah…)
Kembali tersadarku, bayang-bayang yang begitu mengerikan…
Ya Allah… jangan lepaskan hamba..
Ya Allah.. ampuni diri ini selagi hidup..
Ya Allah… tunjukilah jalanMu.. jalan yang Kau ridhoi, jalan yang Kau kasihi…
Ya Allah… ampuni hamba.. ampuni hamba… tiada sanggupku ke nerakaMu, walau memang ku tak pantas ke surgaMu…
ku pasrahkan padaMu Ya Rabb… Engkaulah Maha Pengasih, Maha Memahami, Maha Tahu, Maha Berkehendak, Maha Pemilik Hari Pembalasan, Engkaulah Maha Penentu…
Ya Rabb.. hamba mohon tetapkan diri yang terbaik di sisiMu, menurutMu, yang pantas untukku…
Ya Allah… ampuni hamba.. ampuni hamba.. ampuni hamba…



By : Annisa Liviana
Rangkaian puisi
Tak sanggup ku ungkap dengan rangkaian cerita yang menggambarkan

Maret 06, 2010

Lebih Baik....Atau....


Akankah melangkah Tuk menjadi lebih baik
Atau terdiam terpuruk selamanya...?

Ckckckck... wake up girl! Hey! Wake up! Wah..wah... ada pa Ni?!
Yup.. genap usiaku 21 tahun  5 bulan 11 Hari.. Angka yang masih luar biasa dan tak sangka Ia masih memberiku waktu dan usia. So... let’s wake up! (nilah caraku membangunkan diri dari tidur lelapku)
Sering ku terlelap dan kembali terdiam. Menjalani hidup dengan rutinitas dan kebiasaan yang telah terbentuk. Menjalani hari seperti... yah bisa disebut biasa. Bangun, makan, bersih-bersih, Kerja, pulang, istirahat, hiburan, bersih-bersih lagi, tidur.. terus-terus, terus... (ada sih hal-hal baru..hm tapi begitulah)
Hm... gimana y.. Tersadar kini bahwa hidup yang dijalani mutlak dan pasti berakhir.. Ya.. PASTI MATI!
Dalam episode hidup yang diri ini jalani ingin rasanya hidup dalam ketenangan, dalam kedamaian, dalam keharmonisan, lurus tanpa masalah dan rintangan, baik-baik saja. Tanpa ujian, tanpa duka, tanpa memberatkan diri. Sesuai apa yang diinginkan, sesuai apa yang diimpikan. Berjalan mudah tanpa rintangan. Duh..... senangnya.. begitu senangnya... hahahahha.. hidup selamanya.. seperti ini.
Hei Wake Up! Hm.. yups... tak kan seperti itu kenyataannya...
Dalam proses hidup ini, sering kali ditemui justru rasa bimbang, bingung, putus asa,kehampaan  dan segala macam kepahitan, yang bikin duka sedih de el el.
Contoh dalam hidup yang pernah ku jalani...
Ku terlahir dalam ketidakberdayaan. Tak bisa ku menulis seperti sekarang bahkan membaca, merasakan dan berdiri sendiri. Orang tua yang menuntunku dan mengajari dengan berbagai cara yang mereka tahu dan mereka bisa penuh kasih sayang.  Jelas, karena saat itu ku tak tahu apapun, bahkan bara apipun bisa jadi kumakan jika mereka tak melarangku. (berarti waktu aku masih bayi)
Semua kujalani hingga ku bisa berdiri. Tak tersadari bahwa ternyata, tiap malam kala mereka terlelap ku membangunkan mereka. Tak tersadari bahwa ternyata, tiap ku merengek, lapar, kesal, tidak nyaman, sakit, takut semua rasa yang tidak kutahu... mereka.. dengan segala upaya terus mencukupi, memberikannya...memberiku makan, menghiburku, menghangatkanku, menemaniku, melindungiku.. padahal diri mereka harus bersusah payah, harus terluka, harus pula merasakan sakit, tanpa ku tahu tanpa kusadari. Yang mereka inginkan hanyalah demi kebahagiaanku semata, berharap ku bisa menjadi anak yang baik kelak, bisa meneruskan hidup, bisa mandiri dan dalam kebahagian dalam keridhoanNya...
Beranjak ku diajak tuk memasuki sekolah, menimba ilmu. Walau dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka terus mengupayakan memenuhi kebutuhanku agar ku kelak berguna dan lebih baik dari mereka. Namun apa yang kulakukan, diam-diam ku bolos sekolah, diam-diam ku malah menjalani hal-hal yang kumau tanpa sepengatahuan mereka. Tujuan akhir ku baik kok! Karena ku ingin tahu, ku ingin mengerti, inilah aku, supaya mereka tidak perlu repot membahagiakanku.. karena ku lakukan menurutku sesuai apa yang membahagiakanku.. yeah..menurutku... hohoho... Tapi.. tiap kali membangkang mereka, tiap kali Tuhan memberiku kesadaran dengan penyesalan. Coba kuturuti mereka ku tak akan menyesal. Tapi gmana... sudah terjadi...
Sempat beberapa lama, hingga beberapa tahun.. Ku biarkan diriku tetap begini (tetap dalam kesalahan) Habis mau bagaimana lagi..Istilahnya Nasi sudah menjadi bubur.. hingga makin lama hati ini semakin beku dan biasa.. Rasa penyesalan yang sempat hinggap dan menjadikan tekadku tuk berubah hilang.. Habisnya berkali terus-menerus mereka tak mengerti aku... aku pun bingung harus seperti apa... Rasa ingin tahuku, angan-anganku terus menyeretku.. maaf saat itu ku memang tak mengindahkan nasihat-nasihat mereka...
Hingga akhirnya.. Niat yang terus ku tanam agar ku dapat berubah kelak dan bertaubat kelak menuntunku.. karena Ia ternyata tak pernah lupa dan sia-siakan hambaNya.. Ya.. Tuhan memang ada! Ia melihat lubuk hati ini, dan tidak pernah menyia-nyiakan sekecil apapun usaha yang dilakukan..Bersyukur dan beruntung diri dipertemukan dengan komunitas yang baik, menyadarkanku, membuka peta  hidupku hingga sedikit demi sedikit dengan rasa malu ku dapat berubah. Namun, tetap ku tak pernah bisa membalas apa yang mereka perbuat untukku dan mengobati luka yang pernah ku buat tuk mereka.. setidaknya dengan diriku menerima keadaan diriku apa adanya.. selalu belajar, memahami, berubah lebih baik dan do’akan mereka.. kelak harapan mereka atas diriku terwujud...
Tidak apa-apa berbuat salah. Bersyukurlah kala menyadarinya dan menerima diri dengan ikhlas... selalu melangkah tuk lebih baik...karena Tuhan masih memberi waktu sebelum diri ini habis dan menjadikan diri terpuruk menyesal selamanya dalam keabadian...


By : Annisa Liviana
6 Maret 2010 

Februari 17, 2010

Karena ku tak sendiri

Hm...
Hm..
Hm.
Hm
Sering kali berpikir bahwa hidup yang kujalani ini kan baik-baik saja, kan bahagia, kan menentramkan, kan menyejukan... kala kujalani semuanya hanya ku sendiri..
Sering kali berpikir bahwa hidup yang kujalani ini dapat ku atasi, dapat ku lalui, dapat ku kuasai... semuanya hanya ku sendiri...
Sering kali berpikir... sendiri lebih baik... sendiri... ya sendiri...
Sering kali berfikir Tak kan ada yang tersakiti..Tak kan ada yang menyalahkan..Tak kan ada yang menderita..karena ada aku ataupun tidak... tidak da yang peduli.. karena kujalani hidupku sendiri...untuk ku sendiri...


Yeah... nggak peduli... sungguh menyenangkan...
 Namun.. hei.. pa yang terjadi?
yang dialami, yang dirasakan, yang ku liat, yang terjadi...
Kenapa...kenapa.. kenapa begini...
Sering kali malah kegundahan, sunyi sepi, hampa.. keraguan akan kebahagian, penderitaan, rasa sakit justru yang ada...
Sering kali malah banyak yang tersakiti, terkhianati, terhina, bahkan jauh-jauh sekellilingku tak mau ku ada, lebih baik untuk tidak hidup...




Sering kali malah... karena dirimu,dirinya, kalian, mereka semua... yang menjadi jalan diriku ada berarti dalam hidup ini
Sering kali malah... karena dirimu, dirinya, kalian, mereka semua yang selalu menguatkanku tuk bertahan hidup...
Sering kali malah.. tiap diri ini terjatuh, dirimu, dirinya, kalian, mereka semua yang selalu menolongku tuk obati rasa sakit ini, mengobati luka ini, mengingatkan dan memberikan ku apa yang ku butuhkan...
Sering kali malah.. dirimu, dirinya, kalian, mereka semua yang membantuku tuk wujudkan cita-citaku, mewujudkan impianku...
Sering kali malah.. tiap diri ini menangis... ada hadirmu, dirinya, kalian, mereka semua yang membuatku kembali tersenyum, tertawa, bahkan rasa bahagia itu ada, lebih dari yang aku pikirkan...

Sering kali malah...semua..semua ada karena belas kasihNya... dengan adanya dirimu, dirinya, kalian, mereka semua.. tuk buatku benar-benar hidup, tuk buatku berarti, tuk buatku bertahan, tuk buatku tetap mengingatNya, lalui hidup dijalanNya..

Sering kali malah...

Sering kali..

Sering.

Hei! Tak sadarkah aku..????



By : Annisa Liviana
Teruntuk semua keluargaku, saudaraku, 
sahabat-sabahat, kawan-kawan, rekan-rekan, teman-teman
maafkan aku.. terima kasih.. ku tak bisa tanpa kalian..
Berharap selalu, ku kan lakukan yang terbaik dan membalas sgala yang telah kalian perbuat
sehingga menjadikanku seperti saat ini
Maaf masih belum bisa menjadi yang diharapkan
Smoga Allah selalu menyatukan hati-hati kita, jiwa raga kita
dalam kasihNya, dalam cintaNya, dalam ridhoNya




Karena hidup tak sendiri...........Namun sering diri tak peduli........

Februari 10, 2010

Walau hanya dari NIAT...

Ia sungguh melihat HATI dan NIAT diri..
Kurangkaikan ini...
Dengan penuh kesadaran, keyakinanku, pemahaman baru, semangat baru..
Luar biasa.. Allah senantiasa menunjukan niat diri ini..
Luar biasa.. Allah senantisa mengabulkan apa maksud hati
Dari hal ini, baru tingkatan hati.. ya.. Hanya tingkatan hati Ia tak pernah sia-siakan..

Sering kali diri tak merasa, karena diri ini tidak peduli..
Begitu asik dengan kehendak diri tanpa menyadari, apapun yang dilakukan tak luput atas mengaturanNya, kehendakNya, kuasaNya..
Salah satu kisah yang terasa benar, beberapa waktu yang lalu. Niat diri ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat..
Deggggg… Allah menunjukan jalanNya..(mau tau pa?) serentak semua peristiwa yang lalu Ia tunjukan dengan solusi, jalan agar aku segera melangkah dan berubah. Dengan mudah sebenarnya ku dapat mundur kembali atau segera melangkah tuk berubah. Pa yang kupilih? bersama kebingung dan tanpa pertimbangan kuturuti hati ini melangkah hanya karena niat ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat..
Terus saja ku turuti.. Luar biasa.. Allah tunjukan jalanNya dengan saudara-saudara seiman, sahabat-sahabat yang senantiasa mengingatkan dan menunjukan cara tuk terus bergerak dan melangkah walau berada di puncak keterpurukan dan keputusasaan ku. Pertanyaan besar baru mulai muncul di otak ini apakah aku bisa berubah? Apakah aku bisa bertaubat? Apakah aku bisa? Baru otak bisa berubah setelah beberapa lama… Hanya karena niat, Niat diri ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat..
Sering dengan keterpaksaan kulakukan perbuatan ini tuk berubah, sering berbagai rasa dan cobaan yang mengoyahkan kembali kuturuti, namun Niat ini makin kuat, ya Niat diri ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat..
Tak henti-henti (yang kusadari) Tuhan terus tunjukan jalanNya, dan Hei! Ku merasakan diriku, hatiku, rasa yang begitu menenangkan yang tak kupedulikan begitu saja sedari dulu, padahal saat ini tersadar olehku, hati ini ada, sejak dulu, sejak lahir. Yang membuat diriku merasa takut kala ku berbuat dosa, yang membuatku merasa gelisah menyakiti manusia-manusia yang lain, yang membuat diriku tak kuasa kala ku tak dapat berbuat lebih baik. Sedari dulu, hal ini kuterus tak pedulikan dan ku kubur dalam-dalam, hingga ku harus berusaha menggali dan menemukannya kembali. Tapi hanya karena niat,, ya… Niat diri ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat.. perlahan-lahan Nampak hati ini dan saat ini, saat ku menulis ini terasa begitu indah, begitu menenangkan, dan Luar biasa tak terkira sebelumnya.
 
Rangkaian hati ini terasa dalam waktu sebulan saja kualami, kurasakan. Nyata sekali, Ia tak pernah sia-siakan apapun itu walau sebesar biji zarah (entah baik,entah buruk) dan semua berawal hanya karena niat.. ya Niat diri ingin berubah, bertaubat, tak ingin kuterus terlarut dalam trauma berkepanjangan, kekecewaan yang berkepanjangan, penyesalan yang tak berkesudahan… Niat ni,,baru niat..
Keajaiban, jalan, kemudahan, petunjuk semua Ia tunjukan, semua Ia berikan..
Hanya karena niat, ya Niat..
Hei.. Ia Maha Mendengar..Maha Memahami..Maha segalanya…
Jadi sungguh sayang sia-siakan potensi yang Ia beri, hati,pikiran, jasad, nyawa, diri ini, saatnya tuk terus bangun dan bentuk walau hanya dari niat.. tapi tulus dan berada dalam kebaikan…. 



By : Annisa Liviana

Januari 31, 2010

Bismillah.. do'aku...

Mengawali bulan yang Baru di tahun masehi...
Sesuai dengan rasa dan gundah di hati..Moga dapat di ambil hikmah dan manfaatnya...


Hm…
Tak ada makhlukNya di dunia ini yang benar-benar kan mengerti, memahami pa yang kupikirkan, pa yang kurasakan, pa yang kuinginkan..
y..hanya Dia…hanya Dia…
yang hanya benar-benar mengerti, memahami, dan mencukupi segalanya yang aku butuhkan..
Apa sebenarnya yang salah pada diriku?
Yang membuatku selalu kembali jatuh, dan terlupa..
Yang membuatku terlena…terbuai…???
Ya Allah…
Entah…
Kembali perasaan ini menjangkit bagai virus yang terus menggerogoti hingga habis diri ini..
Menusuk hingga merasuk ke dalam jiwa…
Ya Allah…
Ku Mohon…tunjuki  jalanMu, tenangkan jiwaku…
Galau…kacau…ku rasa..
Ya…kurasakan…kuperlukan ia…
Ia yang mampu membinaku..menuntunku..mengajariku..mengingatkanku…mencintaiku apa adanya..
Senantiasa menapaki hidup tuk berjuang terus di JalanMu…
Ia yang kan kuberikan seluruh pengabdianku, seluruh jiwa ragaku, seluruh pengorbananku…
Ia yang Kau takdirkan menjadi bagian dari hidupku, dan ku dapat bersyukur penuh padaMu karena kau ciptakan ia untukku…


Ya Allah…
Pertemukanlah kami pada saat yang tepat, di waktu yang indah..
Di waktu yang Kau kehendaki, Kau ridhoi…
Sabarkanlah diri ini y Allah…
Dalam penantian…
Tetapkanlah jiwa ragaku tuk terus di JalanMu..
Jangan pernah lepaskan hamba Ya Rabb….
Jangan pernah lepaskan hamba Ya Rabb…
Jangan pernah…
By : Annisa Liviana
Besama sunyinya mentari, galaunya hati, hanya Allah yang mengerti…

About this blog

This blog is Annisa's site..all about inspiration and everything about my heart...