Mei 29, 2010

Kios Touge

 
Episode yang kusaksikan di Sabtu pagi di sebuah pasar umum daerah Gede Bage Bandung.
Terpesonaku menatap sebuah kios, tepatnya hanya berupa jajakan jualan saja. Penjualnya seorang kakek tua. Ia menjual sayur bayam, kangkung, dan touge saja.






 
Ulet sang Kakek membersihkan kulit-kulit kacang hijau dari tauge yang menjadi tempat perkecambahan touge. Satu-persatu ia teliti, hingga yakin benar tauge sudah bersih dan layak jual.. Tak ia sia-siakan satu pun tauge tercecer. Ku pikir untuk apa? Toh para pembeli tak kan tau bersih tidaknya, dan bila pun sedikit kulit kacang ikut terbawa tak kan jadi soal.
Terus kuperhatikan kios sang kakek, soalnya sambil ku menjaga kendaraan yang kubawa bersama ibu (karena ku tak diijinkan ikut berbelanja dulu, rawan bila kendaraan ditinggal)
Potret menarik kembali terlihat di kios ini, seorang kakek pembeli datang dan tak lama sepasang kakek-kakek peminta-minta datang pula di kios tersebut. Potret yang sungguh tak biasa. Empat orang Kakek-kakek yang Nampak sebaya mereka dengan nasib yang berbeda. Astagfirullah.. subhanallah..Allahuakbar…
Satu merupakan penjual, dengan pakaian yang tetap bersih seadanya.
Satu merupakan pembeli, dengan pakaian yang lumayan rapi dengan HP di belt pinggangnya dan memegang kunci kendaraan.
Dua lainnya peminta-minta, dengan pakaian compang camping dan kondisi fisik yang tak sempurna, satunya buta, satunya lagi sedikit pincang.
Lebih tak biasa lagi, interaksi yang terjadi di antara mereka. Sang pembeli dan penjual asik tawar menawar, dan ketika dua kakek-kakek peminta datang kompak Sang pembeli dan penjual menolak kehadiran mereka.
  


Hm…
Astagfirullah, subhanallah, Allahu Akbar…
Ku bertanya-tanya..
Apa yang menggerakan hati dan langkah mereka tuk memperlihatkan episode itu padaku?
Bagaimana sang Pembeli mau datang ke kios yang seadaya?
Bagaimana pula Para Peminta-minta hendak ikut mengais, meminta berbagi rezeki dengan mereka?
Dan.. Mengapa mereka bisa datang bersamaan?
Hm…
Hikmahnya silahkan rekan-rekan ambil sendiri…
^_^


Waktu.. bagai aliran air yang terus mengalir tiada henti…
Waktu bagai angin yang terus berhembus…
Waktu bagai kawan yang terus menemani…
Waktu terus ada…
Waktu tak pernah menanti..
Tinggal diri memilih di tiap detik waktu yang terlewati..
Menjadi apa dan seperti apa...
Demi Masa..
Sesungguhnya manusia dalam kerugian…
Kecuali.. bagi mereka yang beriman, beramal shaleh, saling menasihati dalam kebenaran dalam kesabaran…


Syukurku atas inspirasi yang hadir hingga detik ini Ya Rabb..
Jadikan sebagai langkah, karya nyata tuk semakin menggapai ridhoMu..


By : Annisa Liviana
di malam ku merindukannya…

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Setiap kisah ada cerita, dlm cerita kadang ada tangis dan derita, tapi jangan lah kau mundur begitu saja...ingatlah kembali hari gemilang kita..., tersenyumlah, semangat !!!, dan Istiqomah..

dalam setiap hal akan kita dapati pelajaran berharga..., semoga kita bisa menjadi insan terbaik dengan segala kekurangan dan kelebihannya

salam sehat, sukses..
do the best, bismillah... ^_^

About this blog

This blog is Annisa's site..all about inspiration and everything about my heart...